oleh

Surat Dela Membuat Bunda PAUD Meneteskan Air Mata di Peringatan Hari Anak Nasional

NUNUKAN,klikkaltara.id – Suasana haru kembali tercipta saat Bunda PAUD Kabupaten Nunukan, Ny. Andi Annisa Mutia Irwan Sabri, membacakan salah satu surat dari siswa Sekolah Dasar dalam acara Puncak Peringatan Hari Anak Nasional, Rabu (30/7/2025).

Surat tersebut ditulis oleh Evfeazia Delama Maco, siswi kelas VI SDN 007 Nunukan, yang akrab disapa Dela. Dalam suratnya, Dela menceritakan perjuangan hidupnya dan keinginan mulianya menjadi seorang dokter.

Berikut isi lengkap surat Dela:

“Nunukan, 21 Juli 2025

Yth: Bapak Bupati Nunukan

di Tempat

Selamat siang Bapak,

Izinkan aku memperkenalkan diri sebelum bercerita tentang kehidupanku.

Namaku Evfeazia Delama Maco, sekarang aku duduk di kelas 6D SDN 007 Nunukan. Mamaku biasa memanggilku Dela. Aku lahir di Nunukan tanggal 03 Mei 2013. Dulu aku bersekolah di SDK Fransisco Yasinta, tapi setelah naik ke kelas 2 aku harus pindah ke Mansalong karena bapakku waktu itu bekerja di Mansalong.

Aku tidak mau jauh dari bapakku. Selalu bertanya sama Mamaku: “Kalau aku bisa ketemu Bapak.” Aku selalu iri melihat teman-temanku ke sekolah diantar bapaknya.

Waktu aku tinggal di Mansalong, rumahku jauh dari sekolah. Setiap hari harus bangun pagi, berjalan kaki ke sekolah. Aku ingat, hampir setiap hari aku tidak mau ke sekolah, karena aku tidak sanggup jalan kaki. Aku tahu bapakku tidak punya kendaraan untuk mengantarku ke sekolah.

Pernah bapakku pinjam sepeda, tapi bocor. Aku dan bapakku berjalan sambil mendorong sepeda itu. Mungkin orang tuaku kasihan melihatku, akhirnya kami pindah ke kampung yang disebut kampung Dayak, tempatnya sudah agak dekat dari sekolah. Waktu itu aku sangat bahagia bisa berkumpul mama dan bapakku.

Tapi bahagia itu tidak lama aku rasakan, karena saat aku naik ke kelas 5, Mamaku meninggal dunia. Aku sangat sedih, aku merasa tidak akan pernah melihat Mama lagi. Aku ingat kalau Mama pernah berpesan, punya penyakit gondok dan sering sakit kepala. Kata-kata Mamaku itu sering aku ingat.

Mamaku juga pernah berpesan agar aku bisa menjaga adik-adikku. Karena Mamaku dikuburkan di Nunukan dan aku pindah sekolah di SDN 007 Nunukan. Aku bercita-cita menjadi dokter. Tapi apakah anak seperti aku bisa jadi dokter?

Bapakku hanyalah seorang petani yang penghasilannya pas-pasan, sementara aku masih punya adik-adik yang juga butuh biaya makan dan biaya sekolah. Aku selalu sedih dengan diriku jika melihat temanku yang selalu bahagia. Kalau jam istirahat teman-temanku bisa belanja di kantin, dan aku hanya bisa menelan liur melihat teman-temanku makan. Mamaku biasa membuatkan ubi rebus dan aku bagi sama teman-teman, tapi teman-temanku tidak ada yang suka, sehingga ubinya aku habiskan sendiri.

Setelah Mamaku meninggal, Bapakku pergi kerja di luar Nunukan. Hanya aku dan adik-adikku tinggal di rumah tante.

Bapak Bupati yang saya hormati,

Saya punya cita-cita pengen jadi dokter. Tapi, kata teman-temanku aku tidak bisa jadi dokter karena Bapakku buruh tani. Betul betul Pak….. aku inggin jadi dokter karena ingin menolong orang yang sakit yang tidak punya biaya berobat dan pasti Mamaku bangga melihatku.

 

Dari aku…

DELA.”

Usai pembacaan surat tersebut, Bunda PAUD tampak terisak dan memberikan pelukan hangat kepada Dela. Ia menyampaikan rasa bangga atas ketulusan hati anak-anak yang luar biasa, dan berharap pemerintah daerah dapat terus hadir untuk mendukung anak-anak seperti Dela dalam meraih cita-citanya.

Bupati Irwan Sabri mengaku terharu dan mengapresiasi keberanian serta ketulusan Kenny dalam menyampaikan isi hatinya. Ia berharap ke depan Pemkab Nunukan dapat terus menciptakan ruang-ruang positif bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang hebat.

News Feed