oleh

Andre Pratama, Usulkan Pansus,Untuk Tuntaskan Persoalan PHK PT.SIL/SIP di Sebakis

NUNUKAN – Anggota DPRD Nunukan Kalimantan Utara (Kaltara) mengusulkan pembentukan panitia khusus (Pansus) untuk menuntaskan tuntutan karyawan ke perusahaan PT SIL/SIP di Sebakis, Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan.

Usulan pembentukan Pansus tersebut disampaikan oleh Anggota DPRD Nunukan Andre Pratama dalam Rapat Dengar Pendapat ( RDP) bersama Pengurus Komisariat F Hukatan KSBSI PT SIL/SIP  Sebakis, Senin (09/12/2024).

“PT SIL/SIP ini seperti tidak menghargai DPRD Nunukan. Dipanggil untuk RDP tidak datang. Saya minta buatkan Pansus. Kita tuntaskan persoalan ini,” kata Andre Pratama dalam RDP yang dipimpin oleh Wakil Ketua I DPRD Nunukan,Arpiah.

Diberitakan sebelumnya, seorang guru SD Pelita I Sebuku yang merupakan sekolah milik perusahaan sawit PT SIL/SIP di Sebakis, mengadu ke DPRD Nunukan, lantaran di-PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja ) sepihak oleh perusahaan.

PHK sepihak diduga dilakukan oleh PT SIL/SIP kepada seorang guru SD Pelita I Sebuku atas nama Maksimus Bana buntut memimpin aksi mogok kerja yang dilakukan pada 21 Oktober 2024.

Selain sebagai guru di SD Pelita I Sebuku, Maksimus Bana diketahui merupakan
Ketua Pengurus Komisariat F Hukatan KSBSI SPT SIL/SIP Sebakis.

“Saya yakin tindakan PHK PT SIL/SIP secara sepihak kepada Maksimus Bana, punya kaitan yang erat dengan aksi mogok kerja yang dilakukan serikat buruh. Ketua serikatnya di-PHK biar tidak ada lagi tuntutan-tuntutan dari serikat buruh ke perusahaan,” ucapnya.

Selain itu, Andre mengaku mendapatkan informasi dari Bagian Ekonomi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan bahwa PT SIL/ SIP Sebakis tidak pernah melaporkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada Pemkab Nunukan

“Bahkan informasi dari karyawan, plasma PT SIL/SIP  juga belum ada. Apa sangkut pautnya kepala desa mengancam-ancam karyawan dengan meminta perusahaan PHK karyawan. Mediasi awal yang dihadiri oleh mediator dari Disnakertrans Nunukan dan pihak kepolisian,Perusahaan menyetujui lima poin tuntutan serikat buruh. Tiba-tiba PHK karyawan sepihak,” ujar Andre Pratama kepada TribunKaltara.com, seusai RDP.

Tempat Tinggal Karyawan Mirip Kamp Nazi

Tak hanya itu Andre secara blak-blakan menyebut tempat tinggal karyawan PT SIL/SIP  mirip Kamp Nazi di Jerman (tempat tahanan politik dan lawan rezim).

“Saya tidak pernah ke sana. Tapi cerita dari para karyawan di PT SIL/SIP mereka tinggal di kamp. Satu kamp itu dihuni lebih dari tiga kepala keluarga. Di dalam kamp itu dibuat semacam sekatan kamar dengan luas hanya 2×3 meter persegi. Makanya saya bilang di sana mirip Kamp Nazi,” tuturnya.